3 Pondasi Utama Dalam Membangun Rumah Tangga

3 Pondasi Utama Dalam Membangun Rumah Tangga

Pernikahan memang bukanlah hal yang sederhana, jika ada yang bertanya seperti apa rasanya pernikahan itu ?, seperti naik “roale coaster” mungkin adalah istilah yang tepat untuk membayangkan sebuah pernikahan. Di satu waktu kita akan merasakan perjalanan naik dengan tenang sehingga dengan mudah kita bisa saling berpegang tangan, namun dalam kondisi nyaman dan tenang tersebut kita dihempas turun dengan begitu cepat hingga kita hanya fokus untuk menyelamatkan diri sendiri. Di saat lain mungkin kita juga akan ada menikmati jalan datar, menurun dengan tenang atau berputar-putar dengan extrem hingga kita tak bisa menahan untuk tidak berteriak.
Bagaimana rasa pernikahan?, semua rasa bercampur jadi satu. Ada kebahagiaan, kesedihan, marah, kekecewaan, kegalauan dan juga rasa putus asa. Ya, intinya pernikahan bukanlah sesuatu yang sederhana makanya tak sedikit yang akhirnya gagal membangun istana cintanya yang rubuh dengan perceraian.
Masa-masa pra-nikah, kami menyebutnya sebagai masa-masa membangun pondasi utama pernikahan. Nah terkadang Allah menguji kita di masa-masa pernikahan ini salah satunya dengan gagalnya pernikahan.
  • Ada yang sudah pacaran 5-10 tahun, sudah mengikrarkan janji sehidup semati tapi pada akhirnya.
  • Ada yang memilih jalan menikah tanpa pacaran, sebutlah jalan taaruf tapi lagi-lagi taarufnya gagal.
  • Ada yang kedua calon sudah sama-sama saling menerima dan setuju akan tetapi pernikahan terkendala restu orang tua.
  • Dan tentu banyak lagi penyebab-penyebab lainnya gagalnya pernikahan seseorang.
Pada tulisan kali ini kami akan mencoba membahas setidaknya ada 3 pondasi utama bangunan yang bernama rumah tangga. Ibaratnya sebuah bangunan rumah tangga agar berdiri kokoh dan kukuh, tahan ketika diterjang angin dan badai juga harus memiliki pondasi yang kuat. Adapun 3 Pondasi rumah tangga tersebut adalah :

1. Ketaatan dan Ketakwaan.
Memiliki ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap muslimin dan muslimat. Ketika seseorang memiliki ketaatan dan ketakwaan yang tinggi kepada Allah SWT maka ia akan menjadikan setiap aktivitasnya termasuk pernikahan hanya karena Allah semata, hanya karena untuk ibadah dan meraih pahala dari Allah SWT. So, pernikahannya bukanlah karena harta, bukan tahta, tidak juga karena kecantikan atau ketampanan sehingga dalam memilih pasangan hiduppun mereka menjadikan ketaatan dan ketakwaan calon pasangannya sebagai parameter utama.
Ketika seseorang memiliki ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang bagus, maka ia akan menerima apapun ketentuan dari Allah SWT dengan lapang dada dan bahagia. Jika Allah beri kenikmatan maka ia bersyukur begitu juga jika yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan atau harapan ia bersabar dan tidak kecewa berlebihan.

2. Keilmuan dan Kepahaman tentang pernikahan 
Pondasi yang kedua adalah keilmuan dan kepahaman tentang pernikahan. Bekal penting yang harus disiapkan oleh setiap orang yang akan menikah adalah ilmu tentang pernikahan. Memang selama disekolah baik dari sekolah dasar hingga kuliah sekalipun tidak ada studi khusus yang membahas tentang rumah tangga. Padahal lebih dari setengah usia kehidupan kita akan dihabiskan dalam rumah tangga.
Ilmu untuk berumah tangga ini sangat kompleks, mulai dari komunikasi saling memahami suami dan istri, bagaimana menghadapi konflik dalam rumah tangga, bagaimana berkomunikasi dengan keluarga pasangan, bagaimana membangun hubungan sosial masyarakat, bagaimana mendidik anak dan membesarkan anak dengan jalan islam.
Mempelajari semuanya tentu akan menjadi hal yang berat apalagi jika selama ini kita sangat jarang sekali belajar tentang hal ini, namun tidak ada kata terlambat untuk memenuhi kebutuhan ini. Bagi yang belum menikah manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang ada untuk mempersiapkan diri, bagi yang sudah menikahpun teruslah belajar dan upgrade diri karena tidak ada kata terlambat dalam belajar.

3. Visi dan Misi Pernikahan
Pondasi ketiga yang juga tidak kalah penting adalah visi dan misi pernikahan. Kalau diibaratkan sebuah “game” maka visi dan misi inilah yang akan membuat serunya petualangan dalam perjalanan rumah tangga anda.
Membangun visi dan misi pernikahan adalah menyiapkan apa tujuan utama dari pernikahan kita, dan bagaimana langkah-langkah untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut. Visi dan misi pernikahan ini akan hadir sebagai pegangan dalam rumah tangga jika ada badai yang menerjang.
Setiap orang tentu memiliki visi dan misi pernikahan yang berbeda satu dengan lainnya. Sangat bergantung dengan latar belakang pengamalan, pemahaman, keluarga serta lingkungan. Ada yang mungkin visi pernikahnnya ingin melahirkan dan mendidik penghafal Al-quran, ada juga mungkin yang ingin membangun rumah tangga sakinah, mawadah, warahmah hingga akhir usia dan berbagai macam visi lainnya.
Itulah 3 Pondasi Utama Rumah Tangga, semoga dengan adanya pondasi yang kuat akan menjadi penopang yang kuat bagi bangunan rumah tangga kita kedepannya. Semoga dengan adanya pondasi rumah tangga yang kuat akan menjadikan perjalanan “roale coaster” menjadikan kehidupan rumah tangga menjadi petualangan yang indah.

https://www.elmina-id.com/3-pondasi-utama-dalam-membangun-rumah-tangga/
Bagaimanakah Cara Membangun Keluarga Sakinah Menurut Islam?

Bagaimanakah Cara Membangun Keluarga Sakinah Menurut Islam?

Memiliki keluarga yang sakinah atau harmonis merupakan dambaan setiap pasangan suami istri, akan tetapi untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah. Di tengah arus kehidupan seperti sekarang ini, jangankan untuk membangun rumah tangga yang sakinah, untuk dapat mempertahankan keutuhan rumah tangga saja sudah merupakan sebuah prestasi. Sudah saatnya bagi kita semua untuk merenunginya, melakukan refleksi diri, apakah kita sudah berjalan pada koridor yang diinginkan oleh Allah dalam menjalakan kehidupan berumah tangga ataukah belum.

Agama Islam senantiasa mengajarkan kepada umatnya agar keluarga dijadikan sebagai institusi yang aman, nyaman, bahagia dan kukuh bagi setiap ahli keluarga. Al Quran dan Hadist merupakan landasan bagi terbentuknya sebuah keluarga yang sakinah termasuk dalam hal mengatasi setiap permasalahan yang timbul. Berdasarkan hadist nabi, ada 5 pilar utama untuk dapat mewujudkan sebuah keluarga yang sakinah, diantaranya adalah:
1. Memiliki kecenderungan terhadap agama
2. Saling menghormati dan menyayangi
3. Sederhana dalam berbelanja
4. Santun dalam bergaul
5. Selalu instropeksi diri
Lalu bagaimana cara atau tips membangun keluarga sakinah? Berikut diantaranya:
1. Memilih suami atau istri dengan kriteria yang tepat
Dalam memilih pasangan kriteria yang tepat sangatla penting, misalnya beragama Islam, shaleh atau shalehah, berasal dari keturunan baik-baik, berakhlak mulia dsb.
2. Memenuhi syarat utama dalam keluarga yaitu ‘mawaddah’ (cinta yang membara dan menggebu) dan ‘rahmah’ (Kasih sayang yang lembut, siap berkorban dan melindungi kepada yang dikasihi)
3. Saling mengerti atau memahami antara suami dan istri
Saling mengerti dan memahami serta menghindari aksi egoisme sangat penting dalam membina sebuah keluarga.
4. Saling menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing
Anda tentu tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna, demikian pula dengan pasangan Anda. Ketika Anda dan pasangan telah berkomitmen untuk membangun hubungan maka Anda dan pasangan harus siap menerima kelebihan dan kekrangan masing-masing.
5. Saling menghargai satu sama lain, penghargaan terhadap pasangan adalah hal yang penting, karena setiap manusia itu pasti memiliki kelebihan.
6. Saling mempercayai antara suami dan istri, kepercayaan merupakan salah satu faktor yang memberikan ketenangan terhadap satu sama lain.
7. Mengerti dan dengan sukarela menjalankan kewajiban masing-masing.
8. Hubungan harus didasar perasaan saling membutuhkan. Tidak ada manusia yang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, karena Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial.

https://hijapedia.com/bagaimanakah-cara-membangun-keluarga-sakinah-menurut-islam/
Sepuluh Prinsip Membangun Rumah Tangga

Sepuluh Prinsip Membangun Rumah Tangga

Ada minimal sepuluh prinsip yang perlu dipegang guna menata kebahagiaan keluarga, yaitu :
  • Prinsip pertama, tumbuhkan komitmen. Jika kebahagiaan kita pahami sebagai sebuah pilihan, maka modal pertama untuk mendapatkannya tentulah kemauan untuk bahagia. Tanpa komitmen, kesulitan dan persoalan mudah sekali menghancurkan keluarga.
  • Prinsip kedua, memberi apresiasi. Setelah membangun komitmen bersama ke arah kebahagiaan, modal berikutnya adalah kemampuan untuk menyatukan kekuatan dari masing-masing pihak. Untuk itu mulailah melihat sisi positif masing-masing pihak. Tanpa kesediaan melihat hal-hal positif pada pasangan kita, maka tidak ada sinergi yang tulus kearah kebahagiaan. Sikap positif pada pasangan dapat ditunjukkan dan ditumbuhkan sehari-hari. Mulai kebiasaan memberikan pujian dan apresiasi yang tulus pada pasangan.
  • Prinsip ketiga, pelihara kebersamaan. Setelah komitmen dan sikap positif pada pasangan, pondasi selanjutnya adalah kebersamaan. Luangkan waktu untuk bersama. Bermain bersama, bekerja bersama, berlibur bersama. Kebersamaan adalah momen saling membagi. Ia akan menumbuhkan perasaan saling membutuhkan dan saling melengkapi. Sebuah hubungan yang didasarkan pada perasaa saling membutuhkan secara positif akan menjadi awal yang baik bagi sebuah kebahagiaan bersama.
  • Prinsip keempat, berkomunikasi. Komunikasi adalah sebuah proses pertukaran makna guna melahirkan pengertian bersama. Komunikasi aka melahirkan pertautan perasaan atau emosi yang kuat antara mereka yang terlibat. Karena itu, guna meraih kebahagiaan keluarga, sebaiknya komunikasikanberbagai peristiwa penting yang dialami agar masing-masing pihak semakin mengenal dunia masing-masing dan merasa dilibatkan dalam dunia satu sama lain.
  • Prinsip kelima, agama atau falsafah hidup. Meyakini falsafah hidup yang sama semakin memperkuat tali batin keluarga. Menjalani bersama ritual agama membuat harmoni keluarga terjalin lebih hangat dan dalam. Misalnya saja melaksananakan sholat berjamaah. Dengan kegiatan seperti itu akan membantu menyadari hal-hal yang lebih mendasar dalam hidup. Sebuah kecerdasan spiritual yang jelas sangat berpengaruh pada kesanggupan orang untuk bahagia.
  • Prinsip keenam, bermain dan humor. Bermain adalah ciri khas manusia. Sediakan waktu untuk bermain, bersantai, rileks dan humor. Melalui permainan kita membagi perasaan yang kita miliki dengan sesama anggota keluaraga. Permainan melahirkan tawa canda, hal sederhana namun teramat penting untuk kebahagiaan.
  • Prinsip ketujuh, berbagi tanggungjawab. Fleksibel dalam berbagi peran dan tanggungjawab. kadang suami yang menemani anak, kadang istri yang sibuk diluar. berbagi peran dan tanggungjawab membuat masing-masing pihak semakin merasa sebagai satu kesatuan. banyak masalah dalam keluarga timbul hanya karena enggan berbagi tugas. Suami merasa tidak perlu menangani pekerjaan dapur dan anak, sementara beban sang istri begitu banyak.
  • Prinsip kedelapan, miliki kepentingan dan kegemaran bersama. Untuk memperkuat fondasi bagi kebersamaan keluarga, sebaiknya carilah kegemaran dan kepentingan yang sama antar setiap anggota keluarga. Lalu rencanakan untuk menjalani kegemaran bersama itu. merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi kegiatan itu secara bersama semakin menguatkan kesatuan keluarga.
  • Prinsip kesembilan, melayani orang lain. Secara bersama melayani dan menolong orang lain yang kurang mampu atau tertimpa bencana akan membri pengaruh positif. pengalaman itu akan membantu masing-masing pihak semakin bersyukur berada dalam kondisi yang lebih baik. Secara bersama menolong orang lain, membuat kebersamaan itu semakin bermakna.
  • Prinsip kesepuluh, tahan dengan problem. Tidak ada satu pun keluarga yang terbebas dari problem. Jika kesulitan itu datang, dan anda merasa tidak mampu mengatasinya sendiri, jangan ragu meminta bantuan dari pihak yang lebih ahli. Kekuatan dan kemampuan anda menghadapi hidup tidak akan dikurangi sedikittpun kalau anda meminta bantuan pihak lain.

    https://arifah.wordpress.com/2007/01/02/sepuluh-prinsip-membangun-rumah-tangga/